Langsung ke konten utama

Artikel warna tanah

Warna Tanah

Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan. Walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan tanah, tetapi kadang-kadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah. Misalnya, warna tanah gelap mencirikan kandungan bahan organik tinggi. Warna kelabu menunjukkan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan lanjut.
 Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan warna baku yang terdapat  pada “Munsell Soil Color Chart”. Penentuan ini meliputi penetapan warna dasar tanah (matriks), warna bidang struktur dan selaput liat, warna karatan dan konkresi, warna plintit dan warna humus. Warna tanah dinyatakan dalam tiga satuan, yaitu: kilap (hue), nilai (value), dan kroma (chroma). Kilap berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya. Nilai berhubungan dengan kebersihan warna. Kroma kadang-kadang disebut kejenuhan, yaitu kemurnian relative dari spektrum warna.

Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tekanan tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperature dan kelembaban tanah. Kebanyakan tanah mempunyai warna yang tidak murni tetapi campuran kelabu, coklat, dan bercak (rust), kerap kali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot, disebut karatan (mottling). Warna tanah merupakan komposit (campuran) dari warna-warna komponen-komponen penyusunannya. Efek komponen-komponen penyusunannya terhadap warna komposit ini secara langsung proporsional terhadap total permukaan tanah yang setara dengan luas permukaan spesifik dikali proporsi volumetrik masing-masingnya terhadap tanah, yang bermakna materi koloidal mempunyai dampak terbesar terhadap warna tanah, misalnya humus dan besi hidroksida yang secara jelas menentukan warna tanah. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan pergerakan beberapa komponen tanah, khususnya besi (Fe) dan Mangan (Mn), selam musim hujan, yang kemudian mengalami prespitasi (pengendapan) dan deposisi (perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan. Karatan berwarna terang hanya sedikit terjadi pada tanah yang rendah kadar besi atau mangannya, sedangkan karatan berwarna gelap terbebtuk apabila besi dan mangan tersebut mengalami prespitasi.
Warna tanah merupakan morfologi tanah yang dapat tegas disidik dan diukur. Warna tanah itu sendiri sebenarnya sedikit kepentingannya, namun seringkali mampu bertindak sebagai penunjuk keadaan lain tanah yang penting. Menurut Olson (1981), berpendapat bahwa warna tanah ini sangat penting untuk diperi karena kemampuannya memberi sejumlah gambaran mengenai segi pelikan tanah, tingkat peluruhan bahan tanah, beberapa segi unjuk kerja dan penggunaan tanah, kandungan bahan organik tanah dan gejolak musiman air tanah. Menurut Joffe (1949), bahwa warna tanah merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk membedakan horizon-horizon tanah dari suatu profil secara cepat.
Sebagian besar tanah mempunyai warna yang merupakan hasil proses-proses pedogenik, dan sebagian lainnya adalah berasal dari warna hakiki bahan induknya. Warna tanah dikendalikkan oleh 4 jenis bahan, yaitu senyawa-senyawa besi, senyawa mangan dan magnetik, kuarsa dan feldspar, dan bahan organik. Adanya keadaan lingkungan yang beragam maka akan memberikan kisaran warna dalam selang lebar. Faktor lingkungan tanah yang banyak berpengaruh pada kisaran warna tanah adalah kelengasan tanah dan temperatur tanah, yang secara umum akan berpengaruh terhadap pengatusan dan tata udara tanah

Sumber:
Anonim, 2010. http/:www.google.com/struktur tanah.htm/210410.13:21
Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
Hadi Utomo, w. 1992. Dasar-dasar Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya : Malang
Hanafiah, Kemas A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Pt. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah. Rajawali : Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan praktikum peptisasi dan flokulasi

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA IX “Peptisasi si dan Flokulasi Tanah ” Dosen Pengampu : Ir. Inkorena.G.S. Sukartono, M.Agr. DISUSUN OLEH : Nama : Sabilla Ismi Katamso NPM : 183112500150018 Kelompok : 2B PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PETANIAN UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2019 I.  PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Pada proses pembentukan struktur tanah, gaya yang menyatukan butir – butir primer menjadi agregat adalah : 1.      Gaya intermolekuler (gaya London van der Waals dan Ikatan H). 2.      Gaya kapiler yang timbul oleh adanya meniscus. 3.       Gaya kimia termasuk pengaruh kation yang terjerat. Gaya intermolekuler adalah yang terpenting dalam pembentukkan struktur mikro. Zarah harus berdekatan satu sama lain, baru gaya intermolekuler bekerja. Untuk dapat berdekatan zarah tersebut harus terflokulasi atau terkoagulasi terlebih dahulu. Jika zarah primer atau koloid dalam satu

laporan praktikum struktur tanah ilmu tanah FTAN UNAS

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH ACARA VII “ STRUKTUR TANAH ” Dosen Pengampu : Ir. Inkorena.G.S. Sukartono, M.Agr. DISUSUN OLEH : Nama : Dian Lasmi Handayani NPM : 183112500150034 Kelompok : 1B PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PETANIAN UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2019 1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Struktur tanah merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah (pasir,debu, dan liat individual) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan partikel-partikel primer) yang disebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkah). Struktur tanah berfungsi memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi didalam tanah.     Struktur dapat mulai berkembang dari butiran tunggal atau dari bentuk masif.Apabila berasal dari butir-butir sungai, maka perkembangannya dimulai dari pengikatan partikel-partikel tanah membentuk cluster (gerombol) yang kemudian menjadi ped.

Artikel Bahan Organik Tanah

Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa anorganik hasil mineralisasi, termasuk mikroba heterotrofik dan ototrofik yang terlibat. Dalam pengelolaan bahan organik tanah sumbernya dapat berasal dari pemberian pupuk organik berupa  pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk kompos, serta pupuk hayati (Hanafiah,2005). Bahan organik ini mempunyai beberapa peranan penting didalam tanah yaitu sebagai penyedia unsur hara(terutama unsur nitrogen, fosfor, dan sulfur), meningkatkan kapasitas tukar kation, sebagai sumber makanan mikroorganisme, dan fungsi utama bahan organik ini sebagai pembenah tanah. Hal ini yang menjadikan bahan organik penting bagi tanah. Bahan organik tanah (Inggris:Soil Organic Matter) merupakan bahan di dalam atau permukaan tanah yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan, dan manusia baik yang telah mengalami dekomposisi l