DASAR-DASAR
ILMU TANAH
ACARA VIII
“Reaksi (pH)
Tanah”
Disusun
oleh :
Nama
: Dian Lasmi Handayani
NPM : 173112500150034
Kelas
: B
Kelompok
: 1
UNIVERSITAS
NASIONAL
FAKULTAS
PERTANIAN
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
JAKARTA
2019
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah
satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi optimal dari
tanaman adalah pH tanah. Reaksi tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan
sifat kemasaman atau konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam
tanah. pH yang dibutuhkan oleh tanaman adalah pH yang sesuai dengan keadaan
anatomi dan fisiologis daripada tanaman tersebut, oleh sebab itu pH perlu
diubah agar sesuai kebutuhan tanaman. Namun usaha ini tidak mudah sebab ada
penghambat yang disebut Buffer (sanggahan), yang merupakan suatu sifat umum
dari campuran asam-basa dan garamnya.
pH
tanah sangat penting bagi tanaman dalam menentukan mudah tidaknya unsur-unsur
hara diserap oleh tanaman, hal ini menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur
beracun yang dapat mempengaruhi aktivitas organisme. Tanah-tanah masam umumnya
dijumpai pada daerah beriklim basah. Dalam tanah tersebut konsentrasi ion H+ melebihi
konsentrasi ion OH-. Tanah ini mengandung Al, Fe, dan Mn terlarut
dalam jumlah besar. Akibatnya, reaksi basa dengan tanahnya hanya mengandung
sedikit Al, Fe, dan Mn yang terlarut.
Penentuan
pH dapat ditentukan baik dilapangan atau di Laboratorium. Hal ini perlu
diketahui karena pH tanah merupakan gambaran diagnosis dari nilai yang khusus.
Reaksi tanah yang penting karena dengan mengetahui pH maka dapat pula diketahui
apa yang akan diberikan pada atanaman, baik pupuk maupun bahan organik lainnya
serta jumlah kadar air untuk pertumbuhan tanaman.
Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam
tanah yang mempengaruhi konsentrasi H tanah, dimana keadaannya dipersulit oleh
bahan-bahan yanah yang lain. Penetapan reaksi tanah tertentu yang terukur pada
tanah ditentukan oleh seperangkat faktor kimia tertentu. Oleh karena itu,
penentuan pH tanah adalah salah satu uji yang paling penting yang dapat
digunakan untuk mendiagnosa masalah pertumbuhan tanaman. Reaksi tanah atau pH
tanah menggambarkan kondisi kimia tanah yang menunjukkan konsentrasi ion H+
dalam larutan. Bila konsentrasi ion H+
bertambah, maka pH turun, begitupun sebaliknya bila konsentrasi ion H+
berkurang dan ion OH- bertambah, pH akan naik, status kimia tanah
mempengaruhi proses biologi seperti pertumbuhan tanaman.
Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman
aktif dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh H+
dalam larutan, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion hidrogen
terjerap pada permukaan kompleks jerapan.
Penilaian mengenai produktivitas atau
kesuburan tanah dapat dilihat pada tiga aspek, yaitu sifat fisik tanah, sifat
kimia, dan biologis tanah. Ketiga aspek ini dapat diketahui sama penting
peranannya dalam menentukan kesuburan tanah. Apabila salah satu dari ketiga
aspek ini rendah, sementara yang lainnya tinggi maka produktivitas tanah yang
maksimum belum dapat tercapai.
Raksi tanah dapat dikategorikan menjadi tiga
kelas yaitu masam, netral, dan basa. Tanah pertanian yang masam jauh lebih luas
masalahnya daripada tanah yang bersifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat
tingkat pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat bahan
induk yang masam pada tanah podsolik yang banyak terdapat di Indonesia,
mempunyai aspek kesuburan keracunan ion-ion terutama keracunan H+.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum “Reaksi (pH) Tanah” adalah
sebagai berikut:
1. Menetapkan pH tanah menggunakan pH meter.
2. Mengetahui cara menetapkan pH tanah dengan menggunakan pH meter.
3. Mengetahui hasil pH dari masing-masing contoh tanah yang diuji.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi tanah merupakan suatu istilah yang
dipakai untuk menyatakan reaksi asam-basa dalam tanah, yang dalam hal mana
dinyatakan sebagai pH tanah. pH merupakan ukuran aktivitas ion hidrogen (Rimud,
2014).
pH
merupakan salah satu parameter penting suatu tanaman dapat tumbuh atau tidak.
Semakin rendah pH tanah maka semakin sulit tanaman untuk tumbuh karena tanah
bersifat masam dan mengandung toksik (racun). Sebaliknya, jika pH tanah tinggi
maka tanah bersifat basa dan mengandung kapur (Rusdiana, 2012).
Reaksi tanah (pH) merupakan
sifat kimia yang penting dari tanah sebagai media pertumbuhan tanaman.
Ketersediaan beberapa unsur hara essensial untuk pertumbuhan. Tanaman
dipengaruhi oleh pH tanah. Reaksi tanah dirumuskan dengan pH = - Log [H+].
Kemasaman tanah dibedakan atas kemasaman aktif dan kemasaman cadangan
(potensial). Kemasaman aktif disebabkan oleh adanya ion-ion H+ bebas
didalam larutan tanah, sedang kemasaman cadangan disebabkan oleh adanya ion-ion
H+ dan AL3+ yang teradsorpsi pada permukaan kompleks
adsorpsi (Sugeng, 2013).
Nilai pH menunjukkan
konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah, yang dinyatakan sebagai
log[H+]. Peningkatan konsentrasi H+ menaikkan potensial
larutan yang diukur oleh alat dan dikonversi dalam skala pH. Elektrode gelas
merupakan elektrode selektif khusus H+, hingga memungkinkan untuk
hanya mengukur potensial yang disebabkan kenaikan konsentrasi H+.
Potensial yang timbul diukur berdasarkan potensial elektrode pembanding
(kalomel atau AgCl). Biasanya digunakan satu elektrode yang sudah terdiri atas
elektrode pembanding dan elektrode gelas (elektrode kombinasi). Konsentrasi H+
yang diekstrak dengan air menyatakan kemasaman aktif (aktual) sedangkan
pengekstrak KCl 1 N menyatakan kemasaman cadangan (potensial) (Sulaiman, 2006).
pH tanah dapat mempengaruhi
ketersediaan hara tanah dan bisa menjadi faktor yang berhubungan dengan
kualitas tanah. pH sangat penting dalam menentukan aktivitas dan dominasi
mikroorganisme tanah yang berhubungan dengan proses-proses yang sangat erat
kaitannya dengan siklus hara, penyakit tanaman, dekomposisi dan sintesa senyawa
kimia organik dan transpor gas ke atmosfir oleh mikroorganisme, seperti metan
(Sudaryono, 2009).
Kisaran suatu pH yang
terdapat dalam tanah dapat dibatasi dengan dua elekstin. Kisaran pH untuk tanah
mineral biasanya terdapat diantara 3,5 – 10,0. kebanyakan toleransi tanah pada
pH yang ekstrim atau tinggi, asalkan dalam tanah tersebut tersedia banyak
unsur-unsur hara yang cukup untuk kesuburan tanah sehingga kadar untuk
kemasaman tadi dapat seimbang (Hakim, 1985).
Kemasaman
atau pH tanah yang tinggi biasanya mengakibatkan terjadinya kerusakan atau
terhambatnya pertumbuhan akar pada tanaman. Pengaruh tidak langsung
ketidakstabilan pada pH tanah, mengakibatkan keracunan pada tanaman (Hakim,
1985).
Tanah
yang terlalu masam, dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam
tanah, sedangkan pH tanah yang terlalu alkalis atau mempunyai nilai pH yang
tinggi dapat diturunkan dengan cara menambahkan belerang atau dengan cara
pemupukan pada tanah (Hadjowigeno, 1987).
Ciri-ciri tanah masam adalah berbau busuk, permukaan air berkarat, dan
pertumbuhan lumut. Tanah yang masam menyebabkan penurunan ketersediaan unsur
hara bagi tanaman, meningkatkan dampak unsur beracun dalam tanah, dan penurunan
hasil tanaman (Kedungwaru, 2013).
III.
METODELOGI
PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Bahan yang diperlukan dalam
praktikum Reaksi (pH) Tanah yaitu, tanah. Tanah digunakan sebagai bahan yang
akan diuji tingkat pH nya. Selain tanah,
adapun bahan lainnya adalah aquadestilata untuk melarutkan tanah serta larutan
KCl.
Alat yang digunakan dalam
praktikun Reaksi pH Tanah adalah gelas ukur yang digunakan sebagai wadah tanah
dan air pelarutmya. Lalu, shaker yang digunakan untuk mengaduk secara konstan.
Serta pH meter yang digunakan sebagai alat pengukur pH pada tanah.
B. Cara Kerja
Adapun
cara kerja praktikum Reaksi pH Tanah adalah sebagai berikut:
1. Ditimbang 10 gram tanah,dimasukan
ke dalam botol dan ditambahkan 10 ml air destilata.
2. Dikocok selama 30 menit kemudian didiamkan
sebentar.
3. Diukur pH dengan pH meter.
Selanjutnya dengan dimetode yang sama, dipergunakan
perbandingan 25 ml air destilata, 50 ml air destilata dan 10 ml KCl.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No
|
Nama
|
Gambar
|
1
|
|
pH
tanah dengan perbandingan 10gram Tanah citeko dengan 3ml aquadest memiliki pH
6,95
|
2
|
|
pH
tanah dengan perbandingan 10gram tanah citeko dengan 5ml aquadest memiliki pH
7,45
|
3
|
|
pH
tanah dengan perbandingan 10 gram tanah dengan larutan KCl 3ml memiliki pH
6,15
|
B.
Pembahasan
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat
penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti nitrogen (N), kalium
(K) dan fosfor (P), dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk
tumbuh.
Dari praktikum diatas bahwa hasil dari pH tanah
Citeko dengan kedalaman 0-27 dengan larutan yang berbeda-beda menghasilkan pH
tanah yang berdea-beda. Tanah Citeko dengan 3 ml aquades memiliki pH 6,95.
Sedangkan dengan aquades sebanya 5 ml memiliki pH 7,45. Dan dengan larutan KCL
sebanyak 3 ml yaitu memiliki pH 6,15.
Nilai pH tanah di alam berbeda-beda pada setiap
lokasi. Nilai pH tanah ditentukan oleh beberapa faktor, seperti :
1. Kondisi
musim setiap tahunnya.
2. Cara
bercocok tanam.
3. Cara
pengambilan sampel tanah.
4.
Kandungan air pada saat pengambilan sampel.
5. Metode
pengukuran pH yang diguanakan.
Selain itu juga, faktor-faktor lain yang menentukan
nilai pH tanah adalah pencucian kation basa dan vegetasi atau tanaman yang
tumbuh di atas permukaan tanah. Tanaman dapat mempengaruhi pH tanah karena akar
tanaman mampu mengeluarkan eksudatm akar berupa asam organik. Dekompeser dari
sersah-sersah tanaman juga dapat juga mempengaruhi nilai pH dari suatu tanah.
Nilai pH tanah ini sangat penting karena pada
umunnya pH tanah berperan untuk:
1.
Menentukan mudah atau tidaknya unsur hara diserap oleh tanaman.
2.
Menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun.
3.
Mempengaruhi perkembangan jasad renik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa hasil dari pH tanah Citeko dengan kedalaman 0-27 dengan
larutan yang berbeda-beda menghasilkan pH tanah yang berdea-beda. Tanah Citeko
dengan 3 ml aquades memiliki pH 6,95. Sedangkan dengan aquades sebanya 5 ml
memiliki pH 7,45. Dan dengan larutan KCL sebanyak 3 ml yaitu memiliki pH 6,15.
B.
Saran
Semoga
praktikum selanjutnya berjalan lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Hardjowigeno,
S. 2010. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika. Pressindo : Jakarta
Pedoman Praktikum. 2008. Pedoman
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Fakultas Pertaian UPM : Probolinggo.
Komentar
Posting Komentar